Rabu, 07 Mei 2014

Rasa Pelampias


Selembar kertas tak cukup tuk menjelaskan perasaan hati ini. Besarnya kanvas tak juga cukup menggambarkan perasaan ini.  Sedikit lebay memang, tapi pada dasarnya ini benar* terjadi.


Entah apa yang kurasakan saat ini.Mungkin hanya sebuah kekeliruan, ataukah mungkin hanya sebuah imajinasi yang tak kunjung terwujud.Bagaikan sebuah lukisan tanpa pemilik. terlihat indah, namun apalah arti sebuah keindahan jika tak ada yang memiliki. itulah perasaanku yang sekarang.

Bingung!Kepada siapa ingin kulampiaskan amarahku ini? Kibaran amarah yang tak kian padam membuat diriku hampir berakhir dengan depresi.Berteriak ditempat yang padat mungkin adalah sebuah jawaban yang tepat tapi akan terlihat sangat bodoh jika aku lakukan.


Rokok yang kuhisap sebatang demi sebatang kini telah sirna dimakan oleh rotasi waktu namun keresahan ini tak kunjung usai. Hari semakin gelap! Pikiran semakin memuncak.Kuambil gitar dan mencoba menyanyikan sebuah lagu tuk menghibur perasaan hingga akhirnya alunan lagu demi lagu berantakan ku buat. Menakjubkan! Suasana yang begitu hening kini berubah menjadi kegaduhan.


Tekanan batin yang kurasakan membuat pikiran semakin kacau. Alkohol yang kubelikan, tak jua membuat perasaan ini tenang.Tak berniat ingin mencoba! Tapi rasa penasaran sangat pekat untuk mendukung.  Bukan ingin menjadi seorang pemberontak tapi hanya mencoba mencari solusi tuk menghilangkan rasa penat. Tujuan hidup yang kubuat seolah pudar dimakan waktu. Bukan semata-mata hanya beralaskan rasa egois tapi kelabilan adalah tambahannya.


Rasa-rasanya ingin ku akhiri hidup ini. Menandakan  nyawa sudah tak kubutuhkan lagi. Terlihat sangat keji bagi yang mendengarkan namun hal tersebut tidak terfikirkan bagi yang merasakan. Hanya rasa Simpati yang orang lain dapat berikan . Seolah-olah mereka dapat merasakan hal yang sama.


Potret hidup ku kini sudah berbeda. Yang lama hanya menjadi bisa kenangan . Pahitnya hidup telah membawaku kedalam pengaruh Pergaulan yang sangat bebas. Hanya kekelaman yang sekarang merajai hidupku. Kesuksesan yang dulu kudambakan berakhir dengan sebuah Halusinasi.